30.8.10

Ocehan di malam hari


Ta akan bosan ku mengagumi ciptaan-MU
Malam ini langitmu begitu indah
Memancarkan cahaya bintang-bintang
Menemani hatiku yang dirundung kegelisahan
Perlahan kegelisahan itu memudar 
Karena silau dengan kekuasaan-Mu
ya...ku tau itu, Kau menguasai segalanya
ta terkecuali hatiku
Sambut aku malam ini dengan hangat cinta-Mu






^_^ semua kan baik-baik saja

28.8.10

Pagi yang penuh semangat

Tumben banget neeh, mata gak tumbang. biasanya kalo bulan puasa sehabis solat subuh suka tidur lagi. (kenapa kebiasaan jelek itu suka dilakuin ya?!hehehehe) dan bangun dengan rutinitas tugas rumah seperti biasanya. Rencananya hari ini mau ngajak adiku jalan-jalan ke pameran pedang nabi ma ke toko buku.
Girang banget tuh anak pas di kasih tau mo di ajak jalan-jalan.heu,,,,,,,eh tapi de jalan-jalan kali ini kayaknya bakalan beda kaya jalan-jalan biasanya. Soalnya cuman kita bedua n inga-inga......jangan banyak jajan ya de.hihihihihihi
Ok de, yu kita jalan2!!InsyaAllah menyenangkan
mudah2n nemu hal-hal yang baru dan menambah pengetahuanmu.!!!!

12.8.10

Pelajaran "berdialog dengan anak"


Dialog dengan Luqman (5 tahun 10 bulan), selalu alot dan membuat saya harus memeras pikiran. Sebenarnya topik yang diobrolkan seringkali hanyalah sepele, tapi kalau salah merespon, maka jawaban saya nanti akan jadi rujukan yang salah juga buat dia saat menemukan kasus yang sama.
Contohnya adalah ketika kami memisahkan satu buku dari rak dan menyimpannya di atas lemari. Alasan kami, karena setelah disensor, ternyata isi buku itu sangat tidak sesuai buat anak-anak, meski labelnya buku anak.
Luqman protes dan bertanya, “Trus untuk apa buku itu dibeli kalau tidak boleh Ade baca?”
Jawaban saya, “Karena isi buku itu tidak cocok buat anak-anak.”
Pertanyaan berikutnya, “Ya kenapa Mama dan Papa membelinya kalau tahu itu jelek?”
Sambil garuk-garuk kepala, jawaban pun jadi rada panjang, “Ketika kita membeli buku, kita kan tidak bisa membacanya dulu sampai selesai, karena bukunya dibungkus plastik. Jadi, ya terpaksa kita harus baca di rumah. Kalau bagus, silakan baca, tapi kalau jelek berarti nggak usah”.
Sementara dia diam, meski tetap terlihat tak puas. Tapi tak lama, pelan terdengar dia bergumam, ”Apa dong gunanya buku itu nanti?”.
***
Nah, ini cerita kedua. Suatu sore Luqman menemukan satu kemasan saos cabe. Dia ingin sekali mencicipinya tapi saya melarangnya. Tapi kemudian pertanyaan serupa dengan di atas muncul kembali, “Ya kenapa saos itu dibeli kalau nggak boleh dimakan?”.
Saya jawab, “Saos itu ada di dalam bungkus kripik yang kita beli. Kita kan sebenarnya nggak butuh saosnya, tapi kripiknya. Ya, kan?” Luqman mengangguk. ” Jadi, saos itu nggak harus kita makan.” ujar saya.
Pernyataan selanjutnya, “Tapi kan jadi nggak berguna saos itu ada di sini.”
Jawaban saya, “Ya sudah, kasihkan oranglain saja kalau begitu.”
Diam sebentar, terus bertanya lagi, “Tapi kenapa sih nggak boleh makan saos ini?”
Saya bilang, “Yuk, kita lihat bungkusnya. Dibuat dari apa sih saos cabe ini?” Kami pun membacanya, dan tak menemukan bahan yang aneh kecuali Natrium Benzoat.
“Tahu nggak Ade apa itu Natrium Bezoat?”
“Enggak” jawab dia.
“Yuk kita cari tahu sama-sama,” Kami pun berselancar untuk browsing kata natrium benzoat. Salah satu hasilnya adalah ini http://breakthrough-ilmupangan.blogspot.com/2009/04/analisa-natrium-benzoat-pada-produk.html.
Setelah selesai membaca, obrolan belum selesai “Kalau gitu, kenapa dikasihkan ke orang lain? Nanti orang lain juga jadi sakit.”
“Jadi gimana dong? Dibuang aja?”
“Iya. Buang aja.”
Itulah ending dari dialog tentang saos cabe. Panjang banget untuk sampai kata sepakat.
Memang repot dan ribet, tapi percaya aja, suatu hari nanti, saat ia besar dialog panjang dan berbelit ini akan menunjukkan hasilnya, yaitu, sikap kritis dan tak mudah percaya kecuali argumennya bisa dipahami. Mudah-mudahan.

4.8.10

Ketika Allah Memilihmu Untukku..



Hari ini dapet kiriman email dari kafe muslimah, sebuah puisi yang cweet banget terutama buat seorang muslimah..:-p
(Semua kan ada waktunya)…^_^

Ketika Allah Memilihmu Untukku..
Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
Ingin ku beri tahu padamu.. 
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia.. 
Orang tua yg begitu sempurna.. 
Dengan cinta yg begitu membuncah..
Aku dibesarkan dgn limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan.. 
Saat Allah memilihmu dalam hidupku, 
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku.. 
Memperlakukanku dgn sayang yang begitu indah..

Padamu yang Allah pilihkan untukku.. 
Ketahuilah, aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku, 
Aku bukanlah wanita sempurna, seperti yang mungkin kau harapkan.. 
Maka, ketika Dia memilihmu untukku, 
Maka saat itu, Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dgn keberadaanmu. 
Dan aku tahu, Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna.. 
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu.. 
Karena kelak kita akan satu.. 
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, 
Kau dan aku akan menjadi 'kita'..

Padamu yg Allah pilihkan untukku..
Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dgn ilmu dan tarbiyah, 
Membentukku menjadi wanita yg mencintai Rabbnya.. 
Maka ketika Dia memilihmu untukku, 
Maka saat itu, Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dgn ilmuNya.. Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita.. 
Itulah visi pernikahan kita.. 
Ibadah pada-Nya ta'ala..

Padamu yg Allah tetapkan sebagai nahkodaku.. 
Ingatlah.. Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok.. 
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah.. 
Maka, ketahuilah.. Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah, 
Sungguh hatiku tetaplah wanita yg lemah pada kelembutan.. 
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah.. 
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah.. 
Namun tatap mataku, tersenyumlah. . 
Tenangkan aku dgn genggaman tanganmu.. 
Dan nasihati aku dgn bijak dan hikmah.. 
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu.. 
Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku.. 
Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan.. 
Maka dimataku kau adalah yang terindah, 
Kata2mu adalah titah untukku, 
Selama tak bermaksiat pada Allah, akan ku penuhi semua perintahmu.. 
Maka kalau kau berkenan ku meminta.. 
Jadilah hunian yg indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..

Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku… 
Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita.. 
Maka didiklah mereka menjadi generasi yg dirindukan syurga.. 
Yang di pundaknya akan diisi dgn amanah-amanah dakwah, 
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad.. 
Yang darahnya mengalir darah syuhada.. 
Dan ku yakin dari tanganmu yg penuh berkah, kau mampu membentuk mereka.. 
Dengan hatimu yg penuh cinta, kau mampu merengkuh hati mereka.. 
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku… 
Ku memohon padamu.. Ridholah padaku, 
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi.. 
Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..
( Oleh Aztriana 180610/ 01'50 Makassar..  )

2.8.10

DISLEKSIA

Prihatin dengan beberapa anak di dekat rumah yang dikucilkan teman-temannya dan juga masyarakat sekitar karena susah untuk membaca dan menulis, mungkin karena mereka minder jadi malas untuk sekolah dan mengaji dan lingkungan keluarganyapun tidak mendukung dengan pendidikanya. mungkin sudah cape dan "menerima" ucapan ratusan orang yang mengatakan kalau anaknya itu "bodoH". Oh iya mereka itu adik kaka yang anak pertama sekarang usianya 20 tahun dan adiknya 12 tahun. Mereka sekolah cuman SD saja, itu juga membacanya masih belum lancar. Kebetulan mereka itu empat bersaudara, dua laki-laki dan dua perempuan, anehnya yang susah membaca dan menulis hanya anak laki-lakinya saja. yang membuat tambah miris lagi ketika anak yang 12 tahun itu sekarang bekerja jadi tukang bangunan. Tidak ada semangat untuk sekolah lagi. Menurut pengamatan saya, ada kemungkinan mereka mengalami disleksia karena ciri-cirinya cocok dengan penderita disleksia . Perlu adanya sosialisasi terhadap masyrakat mengenai penyakit ini, supaya tidak ada anak-anak yang di cemooh lagi karena kekurangannya dan mereka bisa menggali dan mengembangkan kelebihan masing-masing. Karena banyak orang-orang besar yang menyandang disleksia seperti Albert Einstein dan Tom Cruise tapi dengan kerja keras meraka dan penanganan yang tepat mereka bisa melwati masa-masa sulit dan akhirnya mereka menjadi orang yang hebat. kebetulan hari ini saya baca tentang disleksia pada koran KOMPAS, berikut penjelasan mengenai sisleksia.
  
Disleksia berasal dari kata Yunani yaitu “dys” yang berarti kesulitan dan “leksia” yang berarti kata-kata. Dengan kata lain, disleksia berarti kesulitan dalam mengolah kata-kata. Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia, dr. Kristiantini Dewi, Sp.A menjelaskan, disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan neurobiologis, dan ditandai dengan kesulitan  dalam mengenali kata dengan tepat / akurat, dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode symbol. Terdapat dua macam disleksia, yaitu developmental dyslexia dan acquired dyslexia. 

Developmental Dyslexia merupakan bawaan sejak lahir dan karena faktor genetis/keturunan. Penyandang disleksia akan membawa kelainan ini seumur hidupnya atau tidak dapat disembuhkan. Tidak hanya mengalami kesulitan membaca, mereka juga mengalami hambatan mengeja, menulis dan beberapa aspek bahasa yang lain. Meski demikian, anak-anak penyandang disleksia memiliki tingkat intelegensia normal atau bahkan di atas rata-rata. Dengan penanganan khusus, hambatan yang mereka alami bisa diminimalisir.

“Disleksia itu menurut penelitian sekitar 70 persen merupakan keturunan. Tetapi sisanya 30 persen, berarti ada faktor lain di luar genetis yang hingga saat ini belum diketahui apa itu penyebabnya. Selain karena keturunan, acquired dyslexia itu awalnya individu normal, tetapi menjelang dewasa mengalami cedera otak sebelah kiri dan bisa menyebabkannya menjadi disleksia,” kata Kristiantini dalam Seminar Nasional Disleksia, di Jakarta, Sabtu (31/7/2010).

Sejumlah ahli juga mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemrosesan input/informasi yang berbeda (dari anak normal) yang seringkali ditandai dengan kesulitan dalam membaca, yang dapat mempengaruhi area kognisi seperti daya ingat, kecepatan pemrosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek koordinasi dan pengendalian gerak. Dapat juga terjadi kesulitan visual dan fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek perkembangan.

Masalah yang juga bisa mengikuti penyandang disleksia di antaranya konsentrasi, daya ingat jangka pendek (cepat lupa dengan instruksi). “Penyandang disleksia juga mengalami masalah dalam pengorganisasian, mereka cenderung tidak teratur. Misalnya, memakai sepatu tetapi lupa memakai kaos kaki. Masalah lainnya, mengalami masalah dalam penyusunan atau pengurutan, entah itu hari, angka atau huruf,” papar Kristiantini, yang juga seorang dokter anak. 

Secara lebih detil, seperti dikutip dari www.dyslexia-indonesia.org, penyandang disleksia biasanya mengalami masalah-masalah, seperti :

1.    Masalah fonologi : Yang dimaksud masalah fonologi adalah hubungan sistematik antara huruf dan bunyi. Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran namun berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak. 

2.    Masalah mengingat perkataan : Kebanyakan anak disleksia mempunyai level intelegensi normal atau di atas normal namun mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita namun tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana. 

3.    Masalah penyusunan yang sistematis / sekuensial : Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu atau susunan huruf dan angka. Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal orang tua sudah mengingatkannya bahkan mungkin sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya. Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang jam 8 pagi. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”. Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak. 

4.    Masalah ingatan jangka pendek : Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek. Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR matematikanya ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya. 

5.    Masalah pemahaman sintaks : Anak disleksia sering mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa, terutama jika dalam waktu yang bersamaan mereka menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda. Anak disleksia mengalami masalah dengan bahasa keduanya apabila pengaturan tata bahasanya berbeda daripada bahasa pertama. Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal susunan Diterangkan–Menerangkan (contoh: tas merah), namun dalam bahasa Inggris dikenal susunan Menerangkan-Diterangkan (contoh: red bag).